Lapisan
Bumi
Bumi merupakan planet ketiga dalam tata surya. Sampai
saat ini, Bumi adalah planet satu-satunya yang dapat menunjang kehidupan, hal
ini karena di Bumi terdapat berbagai macam komponen, seperti; air, tanah dan
udara.
Secara umum Bumi terdiri atas tiga komponen utama,
yaitu:
·
Atmosfer,
berupa komponen gas
·
Litosfer,
berupa komponen padatan
·
Hidrosfer,
berupa komponen air
Selain tiga komponen utama tersebut, di bumi juga
terdapat komponen penunjang, yaitu:
·
Kriosfer,
berupa komponen es
·
Biosfer,
berupa komponen tempat berlangsungnya kehidupan
A.
Atmosfer.
Atmosfer berasal
dari Bahasa Yunani, yaitu Atmos yang
berarti uap dan shpaira yang berarti
lapisan. Jadi, atmosfer adalah lapisan udara yang menyelimuti / menyelubungi Bumi.
Komposisi atmosfer saat ini berbeda dengan komposisi
atmosfer pada saat awal terbentuknya. Atmosfer pada awal terbentuk dari letusan
gunung berapi yang kaya nitrogen dan karbondioksida, akan tetapi sedikit
oksigen. Kemudian, organisme fotosintesis mengolah karbondioksida menjadi
oksigen dan melepaskan oksigen tersebut ke atmosfer sebagai hasil pengolahan
makanan yang memanfaatkan sinar matahari.
Setelah terdapat oksigen di atmosfer, terbentuklan Ozon
(O3). Ozon berperan penting bagi keberlangsungan hidup organisme yang
ada di Bumi. Ozon melindungi Bumi dari radiasi Matahari yang sangat berbahaya
bagi organisme di Bumi. Ozon juga melindungi tumbuhan hijau, sehingga dapat
berkembang dan menghasilkan lebih banyak oksigen. Saat ini berbagai organisme
yang hidup di Bumi sangat bergantung dengan banyaknya oksigen di atmosfer.
1.
Lapisan Atmosfer.
Secara garis besar terbagi atas:
·
Lapisan bawah; troposfer dan startosfer
·
Lapisan atas; mesosfer, termosfer, dan
eksosfer
a.
Troposfer.
Troposfer berasal dari kata Yunani, yaitu tropos yang berarti campuran.
Sifat-sifat Troposfer:
·
Merupakan lapisan atmosfer yang berada di
lapisan paling bawah.
·
Ketinggian dihitung mulai dari permukaan
laut (0 km) hingga 10 km di atas permukaan laut (dpl).
·
Sebagian besar berbentuk uap air.
·
Mengandung 75% gas-gas atmosfer.
·
Tempat terjadinya proses-proses yang
menentukan keadaan cuaca yang akan terjadi, seperti hujan dan salju.
Lapisan Troposfer sangat penting dan bermanfaat bagi
kelangsungan kehidupan, karena:
·
Bersentuhan langsung dengan mahluk hidup.
·
Tempat berlangsungnya pembentukan
gejala-gejala cuaca seperti angin, hujan dan petir.
·
Mengandung sebagian besar gas-gas yang
berguna bagi kehidupan, seperti oksigen dan nitrogen.
b.
Stratosfer.
Antara troposfer dengan stratosfer dibatasi oleh
lapisan yang disebut tropopause. Stratosfer adalah bagian dari atmosfer
ketika suhu mencapai titik tertingginya.
Sifat-sifat Stratosfer:
·
Ketinggian antara 10 km – 50 km dpl.
·
Memiliki sedikit awan namun tidak ada
aktivitas cuaca.
·
Terdapat lapisan Ozon (O3), yang
berfungsi menyerap radiasi sinar ultra violet dari sinar Matahari.
·
Suhu pada bagian paling bawah berada di
sekitar -570C, jika ketinggian bertambah maka suhu akan semakin naik,
karena konsentrasi (kepadatan) lapisan Ozon meningkat.
·
Pada ketinggian 40 km dpl suhu mencapai 180C.
c.
Mesosfer.
Antara stratosfer dengan mesosfer dibatasi oleh lapisan
yang disebut stratopause.
Sifat-sifat Mesosfer:
·
Ketinggian antara 50 km – 85 km dpl.
·
Berhimpit dengan laposan Ozon.
·
Jika ketinggian bertambah maka suhu akan
semakin turun, pada lapisan paling atas hingga mencapai – 143 0C.
·
Menjadi lapisan pelindung Bumi dari
benda-benda luar angkasa (kebanyakan meteor yang menuju Bumi akan terbakar
habis di mesosfer).
d.
Termosfer.
Lapisan ini juga
sering disebut dengan lapisan panas (hot
layer).
Sifat-sifar
Termosfer:
·
Ketinggian anatar 85 km – 500 km dpl.
·
Jika ketinggian bertambah maka suhu akan
semakin naik, hingga mencapai 1.982 0C.
·
Sebagai pelindung Bumi dari radiasi sinar
UV.
·
Terdapat lapisan yang memiliki partikel ion
yang disebut ionosfer (sebagai media
pengantar gelombang radio AM).
e.
Eksosfer.
Merupakan lapisan
paing luar dari atmosfer Bumi.
Sifat-sifat
Eksosfer:
·
Ketinggian di atas 500 km dpl
·
Mengandung gas hidrogen
·
Semakin ke atas maka pengaruh gravitasi (daya
tarik) Bumi akan semakin berkurang.
·
Kerapatan udara sangat kecil, sehingga
jarak antar molukel menjadi besar, hal ini mengakibatkan gerak molekul sangat
bebas.
2.
Manfaat Lapisan Atmosfer.
Lapisan atmosfer
Bumi sangat besar manfaatnya bagi semua bentuk kehidupan.
Berikut ini beberapa
manfaat atomosfer untuk kehidupan di muka Bumi:
a)
Melindungi Bumi dan mahluk hidup di Bumi
dari radiasi Matahari.
b)
Melindungi Bumi dari kemungkinan adanya
benturan benda-benda angkasa karena gravitasi (daya tarik) Bumi.
c)
Mengatur keseeimbangan suhu agar tidak
terlalu panas pada siang hari dan tidak terlalu dingin pada malam hari.
d)
Pernapasan bagi semua mahluk hidup.
e)
Pemantul gelombang bunyi bagi aktivitas
telekomunikasi dan radio.
f)
Pembakaran dan lain-lain
Lapisan atmosfer dalam bentuk gerakan udara juga
memiliki peranan penting bagi kehidupan sehari-hari, misal-nya; pelayaran
(mendorong layar pada perahu layar), penyerbukan tanaman, sumber tenaga listrik
(memutar kincir yang merubah energi gerak menjadi energi listrik), olah raga
layang-layang, menimbulkan hujan, dan lain-lain.
B.
Litosfer.
Litosfer berasal dari kata lithos yang berarti batuan dan sphere
yang berarti lapisan. Litosfer diartikan sebagai seluruh bagian padat Bumi,
termasuk intinya.
1.
Lapisan Litosfer.
Litosfer dibagi
menjadi tiga lapisan utama, yaitu;
·
kerak bumi (crust)
·
selimut bumi (mantle)
·
inti bumi (core).
a.
Kerak Bumi (crust)
Kerak Bumi
merupakan lapisan yang paling luar dari Bumi yang merupakan tempat tinggal
mahluk hidup dengan ketebalan maksimum 80 km. Kerak Bumi dan bagian atas mantel
Bumi membentuk lapisan yang disebut lempeng Bumi (litosfer).
Kerak Bumi terdiri
dari:
·
Kerak Benua, yang berupa dataran dengan
ketebalan 20 – 80 km.
·
Kerak Samudra, yang terletak pada cekungan
samudra dengan ketebalan 5 – 10 km.
b.
Mantel Bumi (mantle)
Mantel Bumi atau sering disebut Selimut Bumi, merupakan
lapisan di bawah Kerak Bumi.
Sifat-sifat Mantel Bumi:
·
Merupakan lapisan batuan padat.
·
Tebal maksimum 2.900 km.
·
Suhu mencapai 3.000 0C.
·
Terdiri dari dua lapisan;
-
mantel atas yang bersifat plastis hingga
semiplastis (lentur) dengan kedalaman hingga 400 km.
-
mantel bawah yang bersifat padat dengan
kedalaman hingga 2.900 km.
c.
Inti Bumi (core).
Inti Bumi, merupakan lapisan yang terakhir atau paling
dalam dari Bumi.
Sifat-sifat Inti Bumi:
·
Terdiri atas material (benda-benda yang
berasal dari lapisan Bumi) cair dengan penyusun utama logam besi 90%, nikel 8%
dan lain-lain.
·
Kedalaman 2.900 – 5.100 km.
·
Suhu mencapai 6.000 0C.
·
Sumber gravitasi dan akitivitas magnetik
Bumi.
·
Merupakan pusat massa Bumi.
·
Terdiri dari dua lapisan:
-
lapisan inti luar (outer core) dengan ketebalan 2.000 km
-
lapisan inti dalam (inner core) dengan ketebalan 3.800 km
2.
Teori Tektonik Lempeng.
Teori
Tektonik Lempeng adalah suatu teori yang menerangkan
dimanika (pergerakan) bumi tentang pergerakan jalur pegunungan, jalur gunung
api, jalur gempa bumi, dan cekungan endapan di muka bumiyang diakibatkan oleh
pergerakan lempeng.
Teori Teknik
Lempang berasal dari Hipotesis Pergeseran Benua (continental drift) yang dikemukakan oleh Alfred Wegener pada tahun
1912. Dalam teorinya, Wegwner menjelaskan bahwa pada zaman dahulu, semua benua
di Bumi menyatu membentuk sebuah daratan yang sangat luas (Pangea). Kemudian, sekitar 200 juta tahun yang lalu benua tersebut
terpisah dan bergerak menjauh secara perlahan. Akan tetapi, teori pergerakan
benua yang diajukan oleh Wegener tidak dapat menjelaskan bagaimana benua
berpisah dan bergerak menjauh. Oleh karena itu, teori pergerakan benua Wegener ditolak
oleh para ahli pada saat itu.
Pada awal tahun
1960, seorang ilmuan dari Princeton University yang bernama Harry Hess
mengajukan teori yang bernama Seaflor
Spreading atau pergerakan dasar laut. Hess menjelaskan bahwa di bawah kerak
Bumi tersusun atas meterial yang panas dan memiliki massa jenis yang rendah.
Akibatnya material tersebut naik ke punggung kerak samudra. Kemudian material
bergerak ke samping bersama dasar kerak samudra, sehingga bagian dasar kerak
samudra tersebut menjauh dari punggung kerak samudra dan membentuk sebuah
patahan.
Karena dasar kerak
samudra menjauh sehingga terbentuk patahan, maka magma akan naik ke atas dan
mengisi patahan tersebut. Magma yang telah sampai ke patahan akan mendingin dan
membentuk kerak yang baru. Teori seafloor
spreading ini mampu menjelasakan bagaimana proses terbentuknya lembah
maupun gunung bahwah laut.
Selain itu, berdasarkan
hasil penelitian batuan dasar laut dengan menggunakan kapal Glomar Chalengger (1968), ternyata juga
memperkuat teori ini. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat diketahui
bahwa usia batuan pada pungggung kerak samudra lebih tua dari usia batuan pada
dasar kerak. Hal ini menunjukkan bahwa batuan di punggung kerak samudra yang baru,
terbentuk karena efek seafloor spreading.
Pada tahun 1960 –
an teori seafloor spreading
(pergerakan dasar laut) dan teori continental
drift (pergeseran benua) yang sebelumnya dikemukakan dan kemudian
dikembangkan, teori ini disebut dengan
teori Tektonik Lempeng.
Berdasarkan teori ini, kerak Bumi dan bagian atas dari mantel Bumi terbagi
menjadi beberapa bagian. Bagian ini disebut lempeng. Lempeng bersifat plastis
dan dapat bergerak di lapisan ini. Lempeng tersusun atas kerak dan bagian atas
mantel Bumi.
Prinsip
umum dari lempeng tektonik adalah adanya lempeng litosfer yang bersifat padat
dan kaku yang terapung di atas selubung bagian atas (astenosfer) yang bersifat
plastis.
Lempeng litosfer yang kitab kenal
sekarang ada 6 lempeng besar, yaitu:
1)
Eurasia
2)
Amerika utara
3)
Amerika selatan
4)
Afrika
5)
Pasifik
6)
Hindia Australia
Lempeng-lempeng tersebut bergerak di atas lapisan
astenosfer (kedalaman 500 km di dalam selubung dan bersifat hampir melebur atau
hampir berbentuk cair). Karena hal tersebut, maka terjadi interaksi antar
lempeng pada batas-batas lempeng yang dapat bebentuk:
1)
Divergen, yaitu: lempeng-lempeng bergerak
saling menjauh dan mengakibatkan material dari selubung naik membentuk kerak
(lantai) samudra baru dan membentuk jalur magmatik( gunung api).
2)
Konvergen, yaitu: lempeng-lempeng yang
saling mendekati dan menyebabkan tumbukan di mana salah satu dari lempeng akan
menunjam (menyusup) ke bawah lempeng yang lain dan masuk ke selubung
(astenosfer). Daerah penunjam membentuk satu palung yang dalam, yang biasanya
merupakan jalur gempa bumi yang kuat. Di belakang jalur penunjam akan terbentuk
rangkaian kegiatan magmatik dan gunung berapi serta berbagai cekungan endapan.
Salah satu contohnya terjadi di Indonesia, pertemuan antar lempeng
Indo-Australia dan lempeng Eurasia menghasilkan jalur penunjam di selatan Pulau
Jawa dan pegunungan api Sumatra, Jawa dan Nusa Tenggara dan berbagai cekungan
seperti cekungan Sumatra Utara, Sumatra Tengah, Sumatra Selatan dan cekungan
Jawa Utara.
3)
Transform, yaitu: lempeng-lempeng saling
bergesekan tanpa membentuk atau merusak litosfer. Hal ini dicirikan oleh adanya
sesar mendatar yang besar seperti misalnya Sesar San Andres di Amerika.
3.
Gempa Bumi.
Jenis-jenis
gempa bumi dibedakan menjadi 2 yaitu berdasarkan penyebab dan kedalamannya.
Berikut ini merupakan penjelasannya.
Berdasarkan
Penyebabnya terjadinya,
gempa bumi dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :
1)
Gempa
Vulkanik.
Gempa bumi vulkanik adalah gempa
bumi yang disebabkan oleh letusan gunung berapi. Contoh : gempa G. Bromo, gempa
G. Una-Una, gempa G. Krakatau.
2)
Gempa
Tektonik.
Gempa tektonik adalah gempa bumi
yang terjadi karena pergeseran lapisan kulit bumi akibat lepasnya energi di
zone penunjaman. Gempa bumi tektonik memiliki kekuatan yang cukup dahsyat.
Contoh : gempa Aceh, Bengkulu, Pangandaran.
3)
Gempa
runtuhan atau terban.
Gempa runtuhan atau terban adalah
gempa bumi yang disebabkan oleh tanah longsor, gua-gua yang runtuh, dan
sejenisnya. Tipe gempa seperti ini hanya berdampak kecil dan wilayahnya sempit.
Berdasarkan kedalamannya, jenis-jenis gempa bumi juga dibedakan menjadi tiga, yaitu :
1)
Gempa
bumi dalam.
Gempa bumi dalam adalah gempa bumi
yang hiposentrumnya (pusat gempa) berada lebih dari 300 km di bawah permukaan
bumi (di dalam kerak bumi). Gempa bumi dalam pada umumnya tidak terlalu
berbahaya.
2)
Gempa
bumi menengah.
Gempa bumi menengah adalah gempa
bumi yang hiposentrumnya berada antara 60 km sampai 300 km di bawah permukaan
bumi.gempa bumi menengah pada umumnya menimbulkan kerusakan ringan dan
getarannya lebih terasa.
3)
Gempa
bumi dangkal.
Gempa bumi dangkal adalah gempa bumi
yang hiposentrumnya berada kurang dari 60 km dari permukaan bumi. Gempa bumi
ini biasanya menimbulkan kerusakan yang besar.
Hiposentrum
adalah sumber, tempat peristiwa (tektonik, vulkanik, atau bongkah tanah roboh)
yang menyebabkan gempa. Letaknya di bagian dalam lapisan bumi.
Episentrum adalah titik atau garis pada
permukaan bumi tegak lurus di atas hiposentrum.
4.
Gunung Berapi.
Gunung berapi
merupakan bukit atau gunung yang terbentuk karena tumbukan lempeng-lempeng Bumi
yang berada di lapisan mantel Bumi.
Erupsi
(letusan gunung berapi) terjadi karena tekanan gas dari dalam Bumi terus
menerus mendorong magma (material panas berbentuk lumpur yang ada di bawah gunung
berapi) untuk naik ke permukaan, Pada perjalanan ke permukaan, magma memiliki
suhu hingga 12000C dan dapat melelehkan batuan di sekitarnya.
Tekanan dari dalam Bumi akan semakin menguat dan membesar, sehingga jika
litosfer yang berada di atas magma tidak dapat menahan tekanan dari dalam Bumi,
maka terjadilah erupsi.
Pada saat erupsi
terjadi, maka lava dan material lainnya dimuntahkan melalui kawah, yaitu lubang
yang berbentuk lingkaran yang berada di puncak gunung berapi. Lava yang keluar
kemudian mengalir dan menjadi lahar.
Material yang
keluar akibat erupsi dapat berupa material padat, cair dan gas, yaitu antara
lain:
a) Lava, yaitu material magma yang keluar dari gunung berapi saat gunung tersebut meletus.
b) Lahar, yaitu material lava yang sudah keluar
dari gunung berapi dan mulai tercampur dengan air, batuan dan material lainnya
di sekitar kawasan gunung.
c)
Batu-batuan dari kerak bumi.
d)
Gas-gas, antara lain: Hidrogen Sulfida (H2S), Sulfur Dioksida (SO2)
dan Nitrogen Dioksida (NO2).
e)
Awan Panas (aliran piroklastik) atau yang dikenal warga dengan sebutan “wedhus gembel”, yaitu awan hasil erupsi
yang mengalir bergulung dan mengandung batuan pijar, gas panas dan material
lainnya, memiliki suhu 7000C dan memiliki kecepatan mencapai 200 km/jam.
Pada
saat akan terjadi erupsi, kita dapat melihat dari tanda-tanda berikut ini:
·
suhu
di sekitar gunung meningkat
·
mata
air menjadi kering
·
tumbuhan
di sekitar gunung layu
·
binatang
di sekitar gunung bermigrasi
·
perubahan
benrtuk dataran
·
sering
terdengar suara gemuruh dan kadang disertai getaran (gempa)
C.
Hidrosfer.
Hidrosfer merupakan
daerah perairan yang mengikuti bentuk Bumi yang bulat. Hidrosfer berasal dari
kata Yunani, hidros yang berarti air
dan sphere yang berarti lapisan.
Hidrosfer menempati sebagian besar muka Bumi.
75% muka bumi
tertutup oleh air, yang meliputi:
·
Samudra
·
Laut
·
Danau
·
Sungai
·
Air tanah
·
Uap air
·
Gletser
Air merupakan
komponen yang sangat penting bagi kehidupan dan mahluk hidup. Tidak ada mahluk
hidup dapat hidup tanpa air. Tumbuhan memerlukan air untuk proses fotosintesis
dan manusia serta hewan memerlukan air untuk proses metabolisme.
Air di Bumi
mengalami proses sirkulasi dalam lingkaran hidrologi. Siklus air atau siklus
hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfer ke bumi
dan kembali ke atmosfer melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi.
Pemanasan air laut
oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus hidrologi tersebut dapat
berjalan secara terus menerus. Air berevaporasi, kemudian jatuh sebagai
presipitasi dalam bentuk hujan, salju, hujan es dan salju (sleet), hujan
gerimis atau kabut.
Siklus Air:
1) Air laut menguap
menjadi uap gas karena panas matahari
2) Terjadi
evaporasi
3) Uap bergerak
oleh tiupan angin ke darat
4) Pembentukan awan
5) Turun hujan di
permukaan daratan
6) Air mengalir di
sungai menuju laut kembali
No comments:
Post a Comment