Getaran & Bunyi
A. Getaran
dan Bunyi.
Bunyi
merupakan hasil getaran suatu benda. Namun, tidak semua getaran menghasilkan
bunyi. Ada beberapa macam benda yang bergetar, namun bunyinya tidak dapat
didengar oleh telinga manusia.
Pada
prinsipnya, bahwa jika jumlah getaran
suatu benda tiap satuan waktu tidak memenuhi bilangan tertentu (frekuensi
tertentu), getaran tersebut tidak dapat didengar oleh telinga manusia.
Bunyi
yang dapat didengar telinga manusia
adalah bunyi yang memiliki frekuensi antara 20 Hz sampai 20.000 Hz (audiosonik). Namun beberapa binatang
dapat mendengar bunyi yang memiliki frekuensi di bawah 20 HZ (infrasonik) juga ada pula binatang (hewan)
yang dapat mendengar bunyi yang memiliki frekuensi di atas 20.000 Hz (ultrasonik).
B. Infrasonik,
Audiosonik dan Ultrasonik.
Berdasarkan
jumlah frekuensi getar suatu benda, maka bunyi digolongkan menjadi 3 golongan,
sebagai berikut:
1) Infrasonik.
Bunyi yang memiliki
frekuensi di bawah 20 Hz. Manusia tidak dapat mendengar bunyi ini, tetapi
binatang seperti jangkrik dan anjing dapat mendengar bunyi ini.
2) Audiosonik.
Bunyi yang memiliki
frekuensi antara 20 Hz sampai 20.000 Hz. Manusia dapat mendengar bunyi ini dan
juga pada umumnya binatang dapat mendengar bunyi ini.
Bunyi audiosonik merambat
melaui udara dalam bentuk gelombang longitudinal. Setelah sampai di telinga
manusia (dengan pendengaran normal), selanjutnya bunyi akan menggetarkan
selaput gendang telinga. Getaran dari selaput gendang telinga akan ditersukan
ke telinga bagian tengah, untuk selanjutnya akan diteruskan ke telinga bagian
dalam. Pada telinga bagian dalam terdapat ujung-ujung syaraf yang akan
meneruskan sinyal-sinyal ke otak. Otaklah yang akan menerjemahkan sinyal-sinyal
ini sehingga manusia menyadari bahwa dirinya telah mendengar bunyi.
3) Ultrasonik.
Bunyi yang memiliki
frekuensi di zatas 20.000 Hz. Manusia tidak dapat mendengar bunyi ini, tetapi
binatang seperti paus, kelelawar dan lumba-lumba dapat mendengar bunyi ini.
Beberapa manfaat bunyi /
gelombang ultrasonik yang telah digunakan manusia dalam kehidupan sehari-hari
adalah:
a) Sonar
(Sound Navigation and Ranging), digunakan oleh kapal laut senbagai alat deteksi
/ radar dan komunikasi.
b) USG
(Ultrasonografi), alat untuk mempelajari bagian-bagian tubuh manusia dan juga
untuk melihat perkembangan janin dalam kandunga ibu hamil.
C. Medium
Perambatan Bunyi.
Bunyi
adalah gelombang longitudinal yang merambat dari sumber bunyi, melalui medium
rambat hingga sampai ke telinga kita.
Bunyi
merupakan gelombang mekanik, sehingga memerlukan medium untuk merambat. Karena
itu bunyi tidak dapat didengar di ruang hampa udara (vakum) karena tidak ada
medium rambat bunyi di sini. Medium rambat bunyi ini dapat berupa medium zat
padat, zat cair maupun gas.
Berikut
adalah medium perambatan bunyi tersebut:
1) Udara
(Zat Gas).
Sebagaimana yang kita
alami di sekolah, pada saat jam masuk atau pulang dan juga pada saat pergantian
mata pelajaran, guru piket akan membunyian bel, suara bel tersebut dapat sampai
di telinga murid-murid dan guru-guru karena merambat melalui medium udara.
2) Zat
Cair.
Jika kita membenturkan dua
buah batu di dalam air (misalnya di dalam ember) maka bunyi akibat benturan
dapat kita dengar meskipun lebih lemah dibandingkan jika benturan dua buah batu
tersebut di medium udara. Hal ini menunjukkan bahwa air merupakan medium bunyi
yang kurang baik dibandingkan dengan medium udara.
3) Zat
Padat.
Jika kita akan memasang
paku di dinding rumah kita dengan menggunakan palu, maka suara palu yang menghamtan
paku akan terdengar di balik dinding tempat paku akan dipasang. Hal ini
menunjukkan bahwa benda padat (dinding) dapat menjadi medium bunyi.
D. Cepat
Rambat Bunyi.
Bunyi
adalah gelombang longitudinal yang merambat melalui medium, dimana pada jarak tertentu bunyi memerlukan waktu
untuk merambat dari sumber bunyi ke telinga yang mendengar (misalnya pada
saat ada kilat di langit, maka ada jeda waktu agar suara petir diterima di
telinga manusia).
Cepat rambat bunyi adalah besarnya
jarak yang ditempuh oleh bunyi tiap satu satuan waktu.
Secara
matematis rumus cepat rambat bunyi ditulis dengan persamaan:
dengan:
v =
cepat rambat bunyi (m/s)
s =
jarak yang ditempuh (m)
t =
waktu tempuh (s)
E.
Sifat-sifat Gelombang Bunyi.
Berikut ini adalah sifat-sifat gelombang bunyi:
1) Refleksi atau pemantulan gelombang bunyi.
Refleksi bunyi menimbulkan
berbagai fenomena yang sangat menarik. Suara yang terpantul kembali ke telinga
merupakan gema atau echo. Suatu gelombang akan kehilangan sebagian energinya
akibat diserap oleh benda yang dikenainya.
Contoh; kita sering
mendengar gema yaitu pantulan gelombang bunyi. Gema dapat terjadi di
gedung-gedung atau saat berekreasi ke dekat tebing atau di dalam gua.
2) Interferensi gelombang bunyi.
Interferensi merupakan
interaksi antara kedua gelombang yang bergabung satu dengan lainnya untuk
membentuk pola gelombang yang baru. Syaratnya yaitu kedua gelombang itu
mempunyai beda fase tetap atau koheren.
Interferensi konstruktif terjadi
jika kedua gelombang yang berinteferensi tersebut sefase, dan saling
memperkuat. Interferensi destruktif terjadi jika kedua gelombang yang
berinteferensi tersebut berbeda fase 1800 dan keduanya saling
melemahkan.
Pada interferensi
konstruktif, bunyi akan terdengar lebih keras. Sedangkan, pada interferensi
destruktif, bunyi terdengar lebih lemah.
Contoh; alat peredam pada
ujung senjata api, alat tersebut menghasilkan gelombang terbalik (beda fase 1800)
dari gelombang suara senjata, sehingga suara senjata dibuat menjadi lebih
lemah.
3) Difraksi gelombang bunyi.
Difraksi merupakan suatu
peristiwa pelenturan gelombang, ketika melewari celah. Syarat terjadinya
difraksi yaitu ukuran panjang gelombang seorde dengan ukuran celah.
Difraksi menggunakan celah
penghalang sebagai sumber bunyi sekunder yang memancarkan gelombang dalam arah
yang baru. Kemudian, saling tumpang tindih, saling berinterferensi satu sama
lain dan juga dengan gelombang semula, sehingga bunyi terdengar kurang jelas.
Difraksi dan interferensi dapat terjadi bersamaan dan menyebarkan bunyi ke seluruh
ruangan.
Contoh; kita bisa
mendengar suara orang yang bercakap-cakap di balik sebuah sudut bangunan
sebelum kita melihat orang tersebut.
4) Refraksi atau pembiasan gelombang bunyi.
Refraksi atau pembiasan
merupakan peristiwa pembelokan gelombang bunyi. Refraksi tejadi apabila
gelombang bunyi dari suatu medium memasuki medium lain dengan sudut tertentu.
Refraksi ini selalu disertai perubahan laju gelombang.
Contoh; kita bisa
mendengar suara orang yang bercakap-cakap di balik sebuah sudut bangunan tetapi
seolah-olah arah datang suara berasal dari sudut lainhya.
5) Resonansi.
Resonansi merupakan suatu
peristiwa ikut bergetarnya suatu benda sebagai akibat getaran benda lain yang
frekuensinya sama dengan frekuensi alamiah benda tersebut.
Contoh; bunyi senar gita terdengar
kuat karena ada rongga udara di dalamnya ikut bergetar.
No comments:
Post a Comment