Tekanan
A.
Pengertian Tekanan.
Tekanan adalah
besarnya gaya yang dikenakan pada suatu bidang dengan luas tertentu. Tekanan
berbanding terbalik dengan luas bidang tekan. Dengan demikian, tekanan adalah
hasil bagi antara gaya tekan dengan luas bidang tempat gaya tersebut bekerja.
Secara matematis
rumus tekanan ditulis dengan persamaan:
dengan:
P
=
tekanan (N/m2)
F
=
gaya yang menekan (N)
A =
luas bidang tekan (m2)
Beberapa contoh
penerapan konsep tekanan dalam kehidupan sehari-hari:
1) Menggunakan
sepatu dengan hak lebih sempit akan lebih cepat lelah dibanding menggunakan
sepatu dengan hak lebih lebar.
2) Pijakan
kaki ayam yang tidak ada berselaput akan lebih dalam tenggelam di tanah lembek
dibanding dengan pijakan kaki itik yang berselaput.
3) Orang
yang tinggal di daerah bersalju menggunakan sepatu dnegan alas lebar agar tidak
tenggelam di salju ketika berjalan.
4) Mata
pisau atau kapak dibuat tajam agar mudah membelah benda yang akan dipotong.
5) Sirip
ikan yang lebar akan lebih mudah bergerak karena makin lebar sirip, maka gaya
dorong akan makin besar.
B.
Tekanan Hidrostatis (Tekanan Pada Zat
Cair).
Tekanan hidrostatis
adalah tekanan dalam zat cair yang disebabkan oleh zat cair itu sendiri.
Sebagaimana yang
kita alami pada saat kita berenang, maka semakin dalam kita menyelam, maka
tekanan zat cair makin besar. Pada kedalam yang sama, tekanan zat cair di
segala arah sama besar. Besarnya tekanan zat cair dipengaruhi oleh jenis zat
cair dan tidak bergantung pada bentuk bejana.
Secara matematis
rumus tekanan hidrostatis ditulis dengan persamaan:
dengan:
Ph =
tekanan zat cair (N/m2)
ρ =
massa jenis zat cair (kg/m3)
g =
percepatan gravitasi (m/s2)
h =
kedalaman zat cair (m)
1.
Bejana Berhubungan.
Zat cair selelu
mengikuti bentuk wadah yang ditempatinya.
Contoh, saat kita
tuangkan air ke gelas dari dalam teko, maka terlihat permukaan air di teko dan
ujung ceret sama tinggi. Demikianlah, permukaan
zat cair dalam kedaan tenang tanpa ada goyangan selalu menunjukkan permukaan
yang mendatar. Hal sama berlaku juga pada bajana berhubungan.
Hukum bejana
berhubungan berbunyi: Bila bejana berhungungan
diisi zat cair yang sama, dalam keadaan setimbang zat cair dalam bejana-bejana
itu terletak pada satu bidang yang datar.
Secara matemastis
hukum bejana berhubungan dinyatakan sebagai berikut:
dengan:
ρ1 =
massa jenis zat cair 1 (kg/m3)
h1 =
massa jenis zat cair 1 (kg/m3)
ρ2 =
massa jenis zat cair 2 (kg/m3)
h2 =
massa jenis zat cair 2 (kg/m3)
Hukum bejana
berhubugan tidak berlaku apabila;
1. Tekanan
di atas bejana tidak sama (misalnya, salah satu bejana tertutup).
2. Diisi
dua macam atau lebih zat cair.
3. Digoyang-goyangkan.
4. Salah
satu bejana merupakan pipa kapiler.
Kapilaritas
adalah gejala turun atau naikknya zat cair dalam pembuluh yang sempit, jika
pembuluh yang kedua ujungnya terbuka itu dimasukkan tegak lurus ke dalam bak
yang berisi zat cair.
Pembuluh yang
sempit disebut pipa rambut atau pipa kapiler, misalnya pembuluh kayu dan batang
pohon. Dalam pipa kapiler, air akan naik karena adhesi antara air dan pipa
kapiler lebih besar dari kohesi air. Sedangkan sebaliknya, yaitu dalam pipa
kapiler raksa akan turun.
Berikut ini
beberapa contoh alat-alat teknik yang bekerja berdasarkan Bejana Berhubungan:
1) Penampung
Air.
Penampung air diletakkan
lebih tinggi dari tempat yang akan dialiri air.
2) Teko
Air.
Teko air merupakan alat
untuk menuangkan air minum ke dalam gelas. Ketika teko dimiringkan dengan mulut
teko lebih rendah, maka permukaan air yang selalu rata akan memenuhi mulut teko
dan air akan tumpah ke dala gelas.
3) Water
Pass.
Water Pass adalah alat
yang digunakan tukang bangunan untuk mengetahui sudut kemiringan sebuah
permukaan.
4) Sumur.
Prinsip pembuatan sumur
adalah, permukaan sumur harus lebih rendah dari permukaan tanah, agar air tidak
pernah kering.
2. Hukum
Pascal.
Blaile
Pascal, seorang ilmuan Prancis, berdasarkan hasil percobaan yang dia lakukan mengemukakan suatu hukum yang disebut Hukum
Pascal.
Hukum
Pascal berbunyi : Gaya yang bekerja pada
suatu zat cair dalam ruang tertutup, tekanannya diteruskan oleh zat cair itu ke
segala arah dengan sama besar.
Secara
matemastis Hukum Pascal dinyatakan sebagai berikut:
dengan:
F1 =
gaya yang bekerja pada penghisap 1 (N)
F2 =
gaya yang bekerja pada penghisap 2 (n)
A1 =
luas penampang penghisap 1 (m2)
A2 =
luas penampang penghisap 2 (m2)
Tekanan
1 pascal (Pa) adalah gaya 1 newton yang bekerja pada bidang tekan seluas 1 m2
atau 1 Pa = 1 N/m2. Dengan menggunakan Hukum Pascal, kita dapat
mengangkat beban berat hany dengan gaya yang kecil saja.
Berikut
ini beberapa contoh alat-alat teknik yang bekerja berdasarkan Hukum Pascal:
1) Dongkrak
Hidrolik
2) Mesin
Pengangkat Mobil Hidrolik.
3. Hukum
Archimides.
Archimides,
seorang ahli Fisika, berdasarkan hasil percobaan yang dia lakukan mengemukakan suatu hukum yang disebut Hukum
Archimides.
Hukum
Archimides berbunyi : Suatu benda yang
dicelupkan ke dalam zat cair, baik sebagian atau seluruhnya, akan mendapatkan
gaya dorong ke atas yang besarnya sama dengan berat zat cair yang dipindahkan
(didesak) oleh benda tersebut.
Secara
matemastis Hukum Archimides dinyatakan sebagai berikut:
dengan:
FA =
gaya ke atas (N)
V =
volume zat cair yang dipindahkan (didesak)
= volume benda yang tercelup (m3)
S =
berat jenis benda zat cair (N/m3)
ρ =
massa jenis zat cair (kg/m3)
g =
percepatan gravitasi bumi (m/s2)
Berikut ini adalah kondisi yang
terjadi pada benda yang masuk ke ke dalam zat cair:
a)
Tengelam.
Jika massa jenis benda
(yang masuk ke dalam zat cair) lebih besar dari massa jenis zat cair, maka
benda akan tenggelam.
b)
Terapung.
Jika massa jenis benda
(yang masuk ke dalam zat cair) lebih kecil dari massa jenis zat cair, maka
benda akan terapung.
c)
Melayang.
Jika massa jenis benda
(yang masuk ke dalam zat cair) sama besar dengan massa jenis zat cair, maka
benda akan melayang.
Berikut
ini beberapa contoh alat-alat teknik yang bekerja berdasarkan Hukum Archimides:
1)
Kapal Laut.
Kapal yang terbuat dari
baja tentu sangat berat untuk dapat terapung di laut. Namun karena kapal
memiliki rongga yang berisi udara, dimana massa jenis udara lebih kecil dari
massa jenis air, maka kapal dapat mengapung.
2)
Galangan Kapal.
Galangan kapal digunakan
untuk mengangkat kapal ke atas permukaan air untuk proses pembuatan atau
perbaikan kapal. Untuk dapat memasukkan kapal ke galangan, maka sebagian rongga
galangan diisi air agar ketinggian dek galangan berada di bawah air dan kapal
dapat masuk. Setelah kapal masuk ke galangan, maka air dipompa keluar dari
rongga galangan, sehingga galangan akan terapung dan mengangkat kapal.
3) Hidrometer.
Hidrometer adalag alat
untuk mengukur massa jenis zat cair. Jika hidrometer dimaukkan ke dalam zat
cair, hidrometer akan terapung dan menunjukkan angka pada skala sesuai dengan
masa jenis cairan tersebut.
4) Jembatan
Ponton.
Jembatan ponton dibuat
dengan menempatkan drum-drum kosong yang tertutup rapat dan berisi rongga udara
di bawah jembatan dengan cara diikat. Dengan memanfaat massa jenis udara yang
lebih kecil dari massa jenis zat cair, maka jembatan akan terapung.
C. Tekanan
Udara dan Ketinggian Tempat.
Tekanan udara
disebut juga sebagai tekanan atmosfer. Tekanan
udara memiliki nilai maksimum di permukaan laut. Sehingga, semakin tinggi
suatu tempat, maka semakin kecil tekanan udara di tempat tersebut.
Secara matematis,
tekanan udara pada ketinggian h (diukur
dari permukaan laut) adalah:
dengan:
P = tekanan udara di ketinggian h (Pa)
P0 =
tekanan udara pada permukaan laut (101.300 Pa)
ρ = massa jenis udara
(sekitar 1,3 kg/m3)
g =
percepatan gravitasi bumi (m/s2)
h =
ketinggian yang diukur dari permukaan laut (m)
Tekanan atmosfer
dapat menjaga keseimbangan tubuh agar tidak terjadi sesuatu yang keluar dari
dalam tubuh. Sebagaimana kita ketahui, jika kita naik gunung hingga ketinggian
tertentu, maka dari hidung dapat keluar darah
Berikut ini
beberapa contoh hal –hal dan alat-alat teknik yang bekerja berdasarkan tekanan
udara:
1) Pengaruh
ketinggian terhadap tekanan udara.
Semakin dekat ke permukaan
bumi maka tekanan udara akan semakin tinggi. Sebaliknya semakin jauh dari
permukaan bumi maka tekanan udara semakin kecil.
Tekanan udara di permukaan
laut adalah 76 cmHg atau 1 atm. Setiap ketinggian bertambah 100 m tekanan udara
berkurang 1 cmHg.
Secara matematis rumus
perubahan tekanan udara di ketinggian h ditulis:
dengan:
∆P = perubahan
tekanan udara di ketinggian h (Pa)
h = ketinggian yang
diukur dari permukaan laut (m)
2) Barometer.
Barometer adalah alat
untuk mengukur tekanan atmosfer. Penunjukan besaran tekanan atmosfer oleh
barometer disebut sikap barometer.
Ada dua macam barometer,
yaitu; barometer raksa dan barometer aneroid.
Pada barometer raksa, sikap
barometernya adalah tinggi permukaan raksa. Jika tenanan udara luar bertambah,
permukaan raksa makin tinggi. Tekanan udara di permukaan laut mengakibatkan
permukaan raksa menjadi setinggi 76 cm sehingga dikatakan bahwa tekanan
atmosfer adalah 76 cmHg = 101.300 Pa (Hg berasal dari kata hidrargirum yang
berarti raksa). Pengurangan tekanan udara tiap 1 cmHg setara dengan kenaikan
setiap 100 cm.
Pada barometer aneroid,
terdiri kotak hampa udara yang tipis dan penampangnya berbentuk lingkaran.
Dinding atas dan bawahnya berombak, dan dilengkapi dengan pegas lengkung. Jika
tekanan udara luar bertambah, kotak tertekan dan pegas melengkung ke dalam.
Gerakan pegas ini diteruskan ke daftar skala pada barometer.
3) Manometer.
Manometer adalah alat
untuk mengukur tekanan gas pada ruang tertutup.
Ada tiga macam manometer,
yaitu; manometer raksa terbuka, manometer raksa tertutup dan manometer logam.
Manometer raksa terbuka
digunakan untuk mengukur tekanan gas sebesar sekitar 1 atm, sedangkan manometer
raksa tertutup digunakan untuk mengukur tekanan gas di atas 1 atm. Manometer
logam digunakan untuk mengukur tekanan gas yang sangat tinggi. Yang termasuk
manometer logam adalah manometer Schaffer-Budenberg, manometer Bourdon dan
manometer pegas. Manometer pegas digunakan untuk mengukur tekanan udara dalam
roda kendaraan.
Hukum
Boyle.
Hukum
Boyle menyatakan bahwa hasil kali antara
tekan dan volume gas dalam ruang tertutup adalah tetap, asalkan suhu-nya tetap.
Secara
matematis Hukum Boyle dinyatakan sebagai berikut:
dengan:
P1 =
tekanan gas mula-mula (atm atau cmHg)
P2 =
tekanan gas setelah diubah (atm atau cmHg)
V1 =
volume gas mula-mula (m3 atau cm3)
V2 =
volume gas setelah diubah (m3 atau cm3)
C =
konstanta (tetapan)
Hukum Boyle berlaku apabila:
a)
suhu gas tetap, tetapi terjadi perubahan
volume dan tekanan.
b)
massa gas tetap, tetapi terjadi kebocoran
tabung (ruang tertutup).
c)
gas tidak dalam keadaan penuh.
d)
tidak terjadi reaksi kimia di dalam tabung
gas.
Berikut
ini beberapa contoh alat-alat teknik
yang bekerja berdasarkan Hukum Boyle:
1)
Manometer tertutup.
Manometer
tertutup bekerja berdasarkan Hukum Boyle dan hukum pertama Hidrostatika.
2)
Pompa udara.
Terdiri
dari:
a)
Pompa tekanan udara.
Gunanya
untuk memasukkan udara ke dalam ban atau tabung gas. Contoh; pompa sepeda dan
pompa angin.
b)
Pompa isap udara.
Gunanya
untuk mengeluarkan udatra dari dalam penyungkup agar hampa udara.
c)
Pompa air.
*)
Pompa isap air, gunanya untuk menaikkan air atau minyak dari dalam drum maupun
dari dalam tanah.
*)
Pompa tekan, gunanya untuk menaikkan air dari dalam tanah atau sumur.
d)
Pipet tes.
Gunanya
untuk meneteskan larutan yang akan dipindahkan ke tempat lain.
e)
Alat suntik.
Gunanya
untuk memasukkan obat ke dalam tubuh.
No comments:
Post a Comment