Search This Blog

Sunday, February 17, 2019

Pencemaran Lingkungan dan Dampaknya bagi Kehidupan - IPA kelas VII


Pencemaran Lingkungan dan Dampaknya bagi Kehidupan


Pengertian.
Lingkungan diartikan sebagai suatu ruangan dengan segala objek, keadaan, kondisi maupun makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya yang saling mempengaruhi kelangsungan kehidupan dan kesejahteraan makhluk hidup lain. Menurut Ensiklopedia Kehutanan, lingkungan adalah jumlah total dari faktor-faktor non genetik yang mempengaruhi pertumbuhan dan reproduksi pohon, yang mencakup hal yang sangat luas, seperti tanah, kelembaban, cuaca, pengaruh hama dan penyakit, juga intervensi manusia.
Sedangkan pencemaran sendiri adalah peristiwa masuknya zat-zat ataupun komponen lain yang mengganggu keseimbangan lingkungan dan merugikan makhluk hidup dalam suatu ruang interaksi makhluk hidup untuk bertahan hidup (survive). Pencemaran lingkungan sendiri dapat disebabkan oleh kegiatan manusia ataupun proses alami. Pencemaran biasa disebut juga dengan polusi.
Sesuatu yang menyebabkan adanya polusi (pencemaran) sendiri disebut dengan polutan jika komponen tersebut melebihi batas normal dan berada pada ruang dan waktu yang tidak tepat. Adanya polutan tersebut, menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak sesuai dengan fungsinya. Akibatnya, akan terjadi kerusakan lingkungan yang mengganggu dan merugikan makhluk hidup.
Macam-macam Pencemaran.
Pencemaran dapat bersumber dari pencemaran alami dan kegiatan manusia. Pencemaran alami adalah pencemaran dengan bahan yang berasal dari bencana alam, misalnya partikel gas atau debu yang berasal dari gunung meletus. Sedangkan pencemaran akibat kegiatan manusia, contohnya kegiatan industri yang menghasilkan limbah, transportasi, pertambangan, serta rumah tangga.
Pencemaran lingkungan sendiri terdapat banyak macam dan jenisnya.
Jika dilihat dari sifat zat (bahan) pencemarannya, dapat dibedakan menjadi tiga macam, yakni :
1.   Pencemaran Biologis
Pencemaran biologis yaitu pencemaran yang disebabkan oleh berbagai macam mikroba. Mikroba-mikroba tersebut dapat memicu timbulnya wabah penyakit. Polutan ini biasanya mencemari air sumur, sungai maupun danau. Pencemaran ini bisa bersumber dari orang yang menderita penyakit, atau sampah buangan maupun sumber alam lain.
2.   Pencemaran Fisik
Pencemaran fisik yaitu pencemaran yang disebabkan oleh benda cair, benda padat, maupun gas. Misalkan, air yang datang secara tiba-tiba dalam skala yang sangat besar dapat menyebabkan banjir, maka air dikatakan sebagai fisik.
3.   Pencemaran Kimiawi
Pencemaran kimiawi yaitu pencemaran yang disebabkan oleh zat-zat kimia. Biasanya yang banyak terjadi di lingkungan masa kini adalah limbah industri. Misalnya, zat-zat logam berat yang terdapat dalam limbah industri (timbal atau air raksa) ataupun senyawa-senyawa nonlogam seperti senyawa nitrat, asam sulfat, dan zat-zat lain yang dapat mempengaruhi lingkungan mengalami kerusakan.

Berdasarkan tingkat pencemarannya, pencemaran dibedakan menjadi sebegai berikut:
1.   Pencemaran ringan, yaitu pencemaran yang mulai menimbulkan gangguan ekosistem lain. Contohnya; pencemaran gas kendaraan bermotor.
2.   Pencemaran kronis, yaitu pencemaran yang mengakibatkan penyakit kronis. Contohnya; pencemaran Minamata di Jepang.
3.   Pencemaran akut, yaitu pencemaran yang mematikan seketika. Contohnya; pencemaran gas CO dari knalpot yang mematikan orang di dalam mobil tertutup, dan pencemaran radioaktif.



Jika dilihat dari tempat pencemarannya, dapat dibedakan menjadi tiga macam, yakni :

1.   Pencemaran Udara.
Udara adalah salah satu faktor abiotik yang mempengaruhi kehidupan komponen biotik.
Udara mengadung senyawa-senyawa dalam bentuk gas, diantaranya mengandung gas yang amat penting bagi kehidupan, yaitu oksigen. Dalam atmosfer mengandung sekitar 20% oksigen yang dibutuhkan oleh seluruh mahluk hidup yang hidup di dalamnnya.
Pencemaran udara adalah pengotoran udara akibat masuknya bahan atau zat asing, energi dan komponen lainnya ke dalam udara. Hal itu dapat menyebabkan komposisi atmosfer abnormal. Pencemaran udara juga dapat diartikan sebagai adanya salah satu atau lebih komponen gas di udara dalam jumlah berlebihan. Pencemaran udara biasa terjadi di daerah perkotaan dan daerah industri.
Beberapa polutan yang mencemari udara:
  1. CO2 (karbon dioksida), dari mesin-mesin
  2. CO (karbon monoksida), dari pembakaran mesin tidak sempurna
  3. CFC (chloro fluoro carbon), dari AC, lemari es, dsb.
  4. SO dan SO2, dari pembakaran batubara dan minyak
  5. Asap rokok.

Dampak pencermaran udara, antara lain;
a.   Efek rumah kaca.
Kandungan karbon dioksida dan karbon monoksida yang tinggi di atmosfer dapat memicu rumah kaca, sehingga suhu bumi meningkat.
Karbon dioksida dan karbon monoksida akan membentuk semecam lapisan yang akan menahan panas keluar dari  bumi, sehingga panas yang berasal dari bumi akan tertahan seperti di dalam rumah kaca. 


b. Kesehatan.
ISPA (Infeksi Saluran Pencernaan Atas) adalah salah satu akibat  ganggua  kesehatan yang timbul akibat dari pencemaran udara. Begitu juga, udara yang kotor (mengandung endapat logam) akan menyebabkan infeksi di paru-paru. Dan akibat yang lebih serius adalah emfisena, yaitu gejala kesulitan pengangkutan oksigen, yang menyebabkan sesak nafas, pusing dan akibat yang paling buruk adalah kematian.
c. Bagi Tumbuhan.
Abu vulkanik dan meletusnya gunung berapi membuat udara tercemar dan memicu terjadinya hujan asam. Hujan asam mengandung senyawa sulfur yang bersifat asam. Kondisi asam ini akan mematikan tanaman setempat.
d. Rusaknya Lapisan Ozon.
CFC yang mencemari udara akan memicu reaksi dengan oksigen penyusun ozon. Lapisan ozon akan terurai dan menyebabkan terjadinya lubang pada lapisan ozon. Padahal lapisan ozon berfungsi sebagai pelindung Bumi dari panasnya sinar Matahari yang mengandung UV, yang memicu penyakit kanker.

Penanggulangan Pencemaran Udara.
Berikut ini adalah hal-hal yang perlu dilakukan untuk menanggulangi dampak pencemaran udara:
  1. Pengurangan penggunaan bahan bakar fosil, misalnya; minyak bumi dan batu bara.
  2. Penghijauan di lahan gundul dan mencegah penebangan hutan secara liar.
  3. Penanaman taman kota untuk mengurangi kadar gas pencemar
  4. Mulai menggunakan sumber energi alternatif yang tidak mencemari.
  5. Pemasangan saringan gas pada pabrik-pabrik untuk menyaring gas buang yang berbahaya.
  6. Mengurangi penggunaan CFC dan CCL.


2. Pencemaran Air.
Berikut ini beberapa faktor penyebab penceramaran air.
a.   Limbah Pertanian.
Limbah pertanian mengandung polutan insektisida atau pupuk organik.
Insektisida dapat mematikan biota sungai,  jika biota sungai dimakan manusia atau hewan, yang memakannya ikut mati. Untuk mencegahnya dapat dengan menggunakan insektisida yang khusus untuk membunuh hewan sasaran, bersifat biodegradable (dapat terurai secara biologi) dan melakukan penyemprotan sesuai aturan.
Pupuk Organik yang larut dalam air sungai dapat menyuburkan lingkungan air (eutrofikasi) karena air menjadi kaya nutrisi. Ini menyebabkan ganggang dan tumbuhan air tumbuh subur (blooming). Hal ini akan mengganggu ekosistem air, mematikan ikan dan organisme dalam air, karena oksigen dan sinar matahari yang diperlukan organisme di dalam air menjadi terhalang dan tidak dapat masuk ke dalam air, atau setidaknya berkurang.
b. Limbah Rumah Tangga.
Limbah rumah tangga berupa berbagai bahan organik (mis; sisa sayur, ikan, nasi, minyak, lemak, air buangan manusia) atau bahan anorganik (mis; plastik, alumunium, botol) yang hanyut terbawa arus air. Sampah yang tertimbun menyumbat saluran air dan mengakibatkan banjir. Pencemaran lain dapat berupa pencemaran biologi, seperti bibit penyakit, bakteri, dan jamur. Bahan organik yang larut dalam air akan mengalami penguraian dan membusuk. Akibatnya, kadar oksigen dalam air akan bekurang dan biota air akan mati. Jika pencemaran bahan organik meningkat, akan ditemukan cacing Tubiflex berwarna kemerahan bergerombol. Cacing ini merupakan petunjuk biologis menumpuknya limbah organik dari limbah pemukiman.
c. Limbah Industri.
Limbah industri berupa polutan organik yang berbau busuk, polutan organik yang berbuih dan berwarna, polutan yang mengandung asam belerang berbau busuk, dan polutan berupa cairan panas. Kebocoran tanker minyak dapat menyebabkan minyak menggenangi lautan sampai jarak ratusan kilometer. Tumpahan minyak mengancam kehidupan organisme laut.
d. Penangkapan Ikan Menggunakan Racun.
Penggunaan tuba (racun dari tumbuhan karang), potas (racun kimia), atau aliran listrik untuk menangkap ikan dapa mematikan baik ikan yang besar ataupun yang kecil. Selain itu, juga dapat merusak biota air lainnya.

Akibat buruk akibat pencemaran air di antaranya sbb:
  1. Terganggunya kehidupan organisme air karena berkurangnya kandungan oksigen.
  2. Terjadinya ledakan (bertambah dengan cepat) polulasi ganggang dan tumbuhan air (eutrofikasi).
  3. Pendangkalan dasar perairan.
  4. Punahnya biota air.
  5. Terjadinya banjir karena saluran tersumbat.
  6. Timbulnya wabah muntaber.

Akibat (Dampak) Pencemaran Air.
Air limbah yang tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan dampak yang tidak menguntungkan bagi lingkungan dan organisme yang hidup di dalamnya, seperti hal-hal berikut ini.
a.   Penurunan Kualitas Lingkungan
Pencemaran air akibat limbah organik dapat menyebabkan peningkatan jumlah mikroorganisme atau kesuburan tanaman air, sehingga menghambat masuknya cahaya matahari ke dalam air. Sehingga kadungan oksigen terlarut dalam air berkurang dan mengganggu keseimbangan ekosistem.
b. Mengganggu Pemandangan.
Walaupun polutan tidak mengganggu kesehatan dan ekosistem, tetapi mengganggu pemandangan kota.
c. Mempercepat Proses Kerusakan Benda.
Ada sebagian limbah mengandung zat yang dapat diubah oleh bakteri anaerobmejadi gas yang merusak seperti H2S. Gas ini dapat mempercepat proses perkaratan pada besi. Sehingga untuk menghindari kerisakan tersebut, sebaiknya sebelum dibuang, limbah diolah terlebih dahulu dan memenuhi ketentuan Baku Mutu Air Limbah.
d. Gangguan Kesehatan.
Air limbah yang tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan berbagai penyakit. Air limbah juga bisa dijadikan sarang nyamuk dan lalat yang membawa (vektor) penyakit tertentu.

Penanggulangan Pencemaran Air.
Salah satu yang perlu dilakukan untuk menanggulangi pencemaran air adalah dengan penanganan pengolahan limbah. Tujuan pengolahan limbah  adalah untuk menetralkan air dari bahan-bahan tersuspensi dan terapung, meminimalkan bakteri patogen serta mengurai bahan organik biodegradable, yakani bahan yang mudah terurai oleh aktivitas mahluk hidup.

Berikut ini beberapa cara pengolahan limbah.
a.   Pengolahan Excreta.
Excreta banyak terkandung dalam air limbah rumah tangga. Excreta banyak mengandung bkteri patogen penyebab penyakit. Jika tidak dikelola dengan baik, excreta dapat menimbulkan berbagai penyakit. Pengelolaan excreta dapat dilakukan dengan menampung dan mengolahnya pada jamban atau  septictank yang aa di sekitar tempat tinggal, dialirkan ke tempat pengelolaan, atau dilakukan secara kolektif.
Untuk mencegah meresapnya air limbah excreta ke sumur atau resapan air, jamban yan dibuat harus sehat. Syaratnya, tidak mengotori permukaan tanah, permukaan air dan air tanah di sekitarnya, tidak menimbulkan bau, sederhana, jauh dari jangkauan serangga (lalat, nyamuk, dan kecoa), murah dan diterima oleh pemakainya. Pengelolaan excreta dalam septictank dapat dikelola secara anaerobik menjadi biogas yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber gas untuk rumah tangga. Selain itu, pengelolaan excreta dengan tepat akan menjauhkan kita dari penyakit bawaan air.
Dalam memimimalisaisi sampah hasil limbah rumah tangga khususnya, dapat dilakukan upaya pengurangan sampah. Cara menangani limbah cair dan padat diharapkan tidak menyebabkan polusi dengan prinsip ekologi yang dikenal dengan istilah 4R, yaitu resuse, recycle, reduce, dan repair.
1)   Reuse (Penggunaan Ulang)
Proses penggunaan ulang dilakukan untuk sampah yang tidak dapat terurai dan dapat dimanfaatkan ulang. Misalnya botol bekas sirup dapat digunakan lagi untuk menyimpan air minum.
2)   Recycle (Daur Ulang)
Proses recycle misalnya untuk sampah yang dapat terurai dijadikan kompos. Kompos ini dipadukan dengan pemeliharaan cacing tanah, sehingga dapat diperoleh hasil yang baik. Cacing tanah dapat menyuburkan tanah dan kompos digunakan untuk pupuk.
3)   Reduce (Pengurangan)
Reduce adalah melakukan pengurangan bahan / penghematan. Contohnya, ketika belanja ke supermarket sebaiknya membawa tas kantong dari rumah, sehingga tidak perlu menggunakan tas plastik dari supermarket yang akan menambah sampah anorganik.
4)   Repair (Pemeliharaan)
Repair artinya melakukan pemeliharaan. Contohnya, membuang sampah tidak sembarangan, terutama tidak membuang sampah di perairan.
b.   Pembuatan Kolam Stabilisasi.
Dalam kolam stabilisai, air limbah diolah secara alamiah untuk mentralisir zat-zat pencemar sebelum air limbah dialirkan ke sungai. Kolam stabilisasi yang umum digunakan adalah kolam anerobik, kolam fakulatif (pengolahan air limbah yang tercemar bahan organik pekat), dan kolam maturasi (pemusnahan mikroorganisme patogen). Kolam stabilisasi ini dapat diunakan oleh semua kalangan karena mudah memilikinya dan murah harganya.


c.   Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).
Pengolahan air limbah ini menggunakan alat-alat khusus. Pengolahan ini dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu primary treatment (pengolahan pertama), secondary treatment (pengolahan kedua), dan tertiary treatment (pengolahan lanjutan).
·         Primary treatment merupakan pengolahan pertama yang bertujuan untuk memisahkan zat padat dan zat cair dengan menggunakan filter (saringan) dan bak sedimentasi.
·         Secondary treatment merupakan pengolahan yang kedua yang bertujuan untuk mengoagulasikan, menghilangkan koloid, dan menstabilkan zat organik dalam limbah.
·         Tertiary treatment merupakan lanjutan dari pengolahan kedua, yaitu penghilangan nutrisi atau unsur hara, khususnya nitrat dan fosfat, serta penambahan klor untuk memusnahkan mikroorganisme patogen.


3.   Pencemaran Tanah.
Pencemaran tanah disebabkan oleh sampah organik dan anorganik yang berasal dari limbah rumah tangga, pasar, industri, kegiatan pertanian, peternakan, dan sebagainya.

Akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran tanah antara lain sebagai berikut:
a.   Terganggunya kehidupan organisme (terutama mikroorganisme tanah).
b.   Berubahnya sifat kimia atau fisika tanah sehingga tidak baik untuk pertumbuhan tanaman.
c.   Mengubah dan memepengaruhi keseimbanga ekosistem.

Berdasarkan macam bahan pencemarnya, pencemaran tanah dibedakan menjadi sebagai berikut;
a.   Pencemaran kimia; CO­2, logam berat (Hg, Pb, As, Cd, Cr, Ni), bahan radioaktif, pestisida, detergen, minyak, pupuk anorganik.
b.   Penemaran biologi; mikroorganisme seperti Escherichia coli, Entamoeba coli, Slamonella thyposa.
c.   Pencemaran fisik; logam, kaleng, botol, kaca, plastik, karet.

Akibat (Dampak) Pencemaran Tanah.
Pencemaran tanah akan berakibat pada timbulnya penyakit atau bahkan kematian bagi hewan, manusia dan tumbuhan. Bahkan pencemaran tanah dapat berakibat panah terganggunya ekosistem yang ada. Berkuranganya atau bahkan punahnya beberapa spesies tertentu di dalam rantai makan akan berkibat pada tingkat konsumen di atasnya (pemangsa / predator). Atau jika yang dimangsa (prey) terdampak pencemaran kimia, maka akan juga mengganggu kesehatan atau berakibat kematian bagi pemangsa-nya (predator).

Penanggulangan Pencemaran Tanah.
Untuk menanggulangi pencemaran tanah, berikut ini ada dua cara yang dapat dilakukan apabila tanah telah tercemar:
a.   Remediasi.
Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-xitu (atau off-site).
Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan inilebih murah dan lebih mudah. Pembersihan ini terdiri atas venting (injeksi), dan bioremediasi.
Pembersihan off-site meliputu penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah yang aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya adalah, tanah tersebut disimpan di bak atau tangki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak / tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini lebih mahal dan rumit.
b.   Bioremediasi.
Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme seperti jamur dan bakteri (pengurai). Bioremediasi bertujuan untuk mmecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air).
Salah satu mikroorganisme yang berfungsi sebagai bioremediasi adalah jamur veskular arbuskular mikroiza (vam). Jamur vam dapat berperan langsung maupun tidak langsung karena kemampuannya menyerap unsur logam dari dalam tanah. Jamur tersebut tidak dapat berperan langsung karena dapat menstimulur pertumbuhan mikroorganisme lain, sepert bakteri tertentu, jamur, dan sebaginya.

No comments:

Post a Comment