Search This Blog

Thursday, January 31, 2019

Interaksi Antar Mahluk Hidup - IPA kelas VII


Interaksi Antar Mahluk Hidup


A.   Pengertian Ekosistem.
Bumi yang luas ini merupakan rumah bagi seluruh mahluk hidup yang tinggal di atasnya. Dengan menempati rumah yang sama, maka akan terjadi interaksi (hubungan timbal balik) antara satu mahluk hidup dengan mahluk hidup lainnya dan juga dengan lingkungannya untuk tujuan pemenuhan kebutuhan hidupnya. Interaksi antara mahluk hidup dengan lingkungannya merupakan interaksi antara mahluk hidup dengan komponen biotik dan abiotik.

Ekosistem merupakan lingkungan hidup tempat terjadi interaksi (hubungan timbal balik) antara mahluk hidup dengan lingkungannya.
Sedangkan ilmu yang mempelajari tentang interaksi antara mahluk hidup dengan lingkungannya disebut Ekologi.
Komponen penyusun Ekosistem terdiri atas 2 komponen, yaitu;
-      Biotik, yaitu mahluk hidup (organisme) yang saling berinteraksi satu dengan lainnya.
-      Abiotik, yaitu komponen tak hidup, seperti lingkungan yang meliputi, tanah, udara, air, dsb.

B.   Satuan Mahluk Hidup.
Satuan mahluk hidup berdasarkan tingkatannya dari yang paling sederhana ke yang paling kompleks adalah sebagai berikut ini:
1.   Individu.
Dalam ilmu ekologi, individu diartikan sebagai mahluk hidup tunggal. Contoh: satu ekor ayam, satu batang padi, dsb.
2.   Populasi.
Populasi adalah kumpulan individu sejenis (satu spesies) yang hidup menetap pada suatu daerah tertentu.
Contoh: populasi kuda, populasi ayam, dsb.
Populasi mahluk hidup yang ada di sawah dengan yang ada di kolam pasti berbeda, karena jumlah individu yang menempati juga berbeda.
Jumlah individu sejenis (satu spesies) dalam suatu satuan luas daerah tertentu disebut kepadatan populasi.
Rumus untuk menghitung kepadatan populasi adalah sebagai berikut:
Kepadatan Populasi = Jumlah Individu / luas area (km2)
Contoh, suatu daerah padang rumput yang luas 5 km2 ditempati oleh 20 ekor kambing dan 10 ekor sapi. Berapa kepadatan populasi dari kedua hewan tersebut?
Kepadatan populasi dari haewan tersebut adalah:
·         Kepadatan populasi kambing        = 20 ekor / 5 km2
                                                = 4 ekor / km2
·         Kepadatan populasi sapi              = 10 ekor / 5 km2
                                                = 2 ekor / km2

Perubahan populasi mahluk hidup selalu berubah dari waktu ke waktu. Perubahan tersebut disebabkan oleh empat faktor, yaitu:
·        
Yang menyebabkan bertambah
natalitas (kelahiran)
·         imigrasi (yang datang dari tempat lain)
·        
Yang menyebabkan berkurang
mortalitas (kematian)
·         emigrasi (yang pindah ke tempat lain)
3.   Komunitas.
Komunitas adalah seluruh populasi yang menempati daerah yang sama. Komunitas juga merupakan kumpulan populasi mahluk hidup yang hidup pada suatu daerah tertentu dan saling berinteraksi satu sama lain.
Contoh, komunitas mahluk hidup yang ada di sawah, ada populasi padi, populasi tikus, popopulasi belalang, dsb.
4.   Ekosistem.
Di dalam sawah tedapat ekosistem padi, ekosistem tikus, ekosistem belalang, populasi ular dan benda tak hidup, misalnya, tanah, udara, air dan cahaya matahari. Ekosistem dapat diartikan sebagai hubungan timbal balik yang kompleks antara mahluk hidup dengan lingkungannya.
Berdasarkan proses terbentuknya, ekosistem terbagi menjadi:
    a.   Ekosistem alami (natural ecosystem).
Ekosistem alami adalah ekosistem yang terbentuk secara alami tanpa campur tangan manusia.
Contoh, ekosistem darat, ekosistem air tawar, ekosistem air laut, dsb. 
    b.   Ekosistem buatan (artificial ecsystem).
Ekosistem buatan adalah ekosistem yang terbentuk karena ada campur tangan manusia (sengaja dibuat oleh manusia).
Contoh, ekosistem waduk, ekosistem sawah, ekosistem kolam, ekosistem taman, dsb.
    c.   Ekosistem suksesi.
Ekosistem suksesi adalah proses perubahan ekosistem dalam kurun waktu tertentu menuju ke arah lingkungan yang lebih teratur dan stabil. Proses suksei akan berakhir apabila lingkungan tersebut telah mencapai keadaan yang stabil atau telah mencapai klimaks. Ekosistem yang klimaks dapat dikatakan  telah memiliki homeostatis sehingga mampu mempertahankan kestabilan internalnya.
Suksesi terbagi menjadi 2, yaitu:
1.   Suksesi Primer.
Suksesi primer terjadi ketika komunitas awal terganggu dan mengakibatkan hilangnya komunitas awal tersebut secara total sehingga di tempat komunitas asal tersebut akan terbentuk substrat dan habitat baru.
2.   Suksesi Sekunder.
Apabila dalam suati ekosistem alami mengalami gangguan, baik secara alami ataupun buatan (karena manusia), dan gangguan tersebut tidak merusak total tempat tumbuh organisme yang ada sehingga dalam ekosistem tersebut substart lama dan kehidupan lama masih ada.

Di dalam suatu ekosistem, habitat sangat erat kaitannya dengan relung (nisia / niche). Habitat adalah suatu lingkungan dimana organisme dapat hidup dengan nyaman karena di lingkungan tersebut tersedia kebutuhannya seperti makan dan minum. Jadi Habitat = Alamat. Seperti monyet biasanya tinggal di atas pohon karena merasa nyaman dan segala kebutuhannya seperti makanan ada di pohon.
Sedangkan nisia / niche adalah dua spesies yang mempunyai habitat yang sama tetapi memiliki fungsi ekologi tersendiri. Contoh, koala dan monyet yang hidup dalam satu habitat (pohon), mereka memiliki kebiasaan yang berbeda. Koala makan daun ekaliptus dan hampir tidak pernah minum karena 90% air yang diperolehnya diperoleh dari memakan daun ekaliptus. Sedangkan monyet memakan buah-buahan.
    5.   Bioma.
Bioma adalah kumpulan berbagai ekosistem yang tinggal di berbagai wilayah yang luas dengan iklim yang spesifik, kondisi, dan tanaman tertentu. Misalnya, hujan hutan tropis.
    6.   Biosfer.
Biosfer adalah kumpulan dari biosfer yang ada di permukaan bumi.

Adapun tingkatan organisme mahluk hidup dari yang sederhana ke yang kompleks dapat kita lihat berikut ini:

Individu --> Populasi --> Komunitas --> Ekosistem --> Bioma --> Biosfer

C.   Komponen Penyusun Ekosistem.
1.   Komponen Abiotik.
Yaitu komponen tak hidup, seperti lingkungan yang meliputi, tanah, udara, air, dsb.
Seluruh mahluk hidup membutuhkan air, udara dan sinar matahari sebagai sumber energi dan juga membutuhkan tanah untuk tempat berpijak.
2.   Komponen Biotik.
Yaitu mahluk hidup (organisme) yang saling berinteraksi satu dengan lainnya.
Berdasarkan fungsinya di dalam ekosistem, mahluk hidup dibagi menjadi tiga golongan, yaitu;
     a.   Produsen.
Tumbuhan berklorofil yang dapat menghasilkan makanannya sendiri (autotrof) dari proses fotosintesis merupakan produsen. Zat makanan yang terbentuk  merupakan energi kimia yang tersimpan pada bagian daun, batang, akar atau buah dapat menjadi sumber makanan bagi mahluk hidup lainnya yang tidak bisa menghasilkan makanannya sendiri (heterotrof).yaitu mahluk hidup (organisme) yang saling berinteraksi satu dengan lainnya. Demikain juga dengan hasil fotosintesis lainnya yaitu oksigen yang dapat digunakan oleh mahluk hidup lainnya.
     b.   Konsumen.
Manusia dan hewan termasuk dalam golongan konsumen karena keduanya tidak dapat menghasilkan makanannya sendiri (heterotrof).
Berdasarkan jenis makanannya dibedakan menjadi tiga, yaitu:
·         Herbivora.
Organisme pemakan tumbuhan.
·         Karnivora.
Organisme pemakan hewan.
·         Omnivora.
Organisme pemakan tumbuhan dan hewan.
     c.   Dekomposer atau Pengurai.
Organisme yang berperan untuk mengurai zat organik menjadi zat yang lebih sederhana dari organsime lain yang sudah mati.
Contoh, jamur dan bakteri yang mengurai pohon yang sudah mati.

D.  Hubungan Antara komponen Ekosistem Biotik dan Abiotik.
    1.   Saling Ketergantungan Antarkomponen Biotik dan Abiotik.
Saling ketergantungan antarkomponen ekosistem tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
·         Produsen bergantung pada lingkungan
·         Konsumen bergantung pada produsen
·         Pengurai bergantung pada konsumen dan produsen
·         Lingkungan bergantung pada pengurai
    2.   Rantai Makanan dan Jaring-jaring Kehidupan.
Jika kita perhatikan pada ekesistem sawah, maka tumbuhan padi dimakan belalang, belalang dimakan katak, katak dimakan ular, ular dimakan burung elang, burung elang mati diuari oleh pengurai / dekomposer.
Dari rantai makan tersebut dapat diuari sebagai berikut;
·         tumbuhan padi merupakan produsen (autotrof)
·         belalang sebagai konsumen tingkat I (herbivora)
·         katak sebagai konsumen tingkat II (karnivora)
·         ular sebagai konsumen tingkat III (karnovora)
·         elang sebagai konsumen tingkat IV (karnivora)
Peristiwa makan-memakan di atas dengan urutan tertentu disebut Rantai Makanan. Pada rantai makanan terjadi perpindahan energi, yaitu tumbuhan (autotrof, mampu menghasilkan makanan melalui proses fotosintesis) melalui sederetan mahluk hidup (heterotrof, tidak mampu menghasilkan makanan sendiri) tertentu dengan cara makan dan dimakan. Rantai makanan tidak terpisah satu dengan sama lainnya, tetapi saling berkaitan.




Pada kenyataan di alam bebas, terjadi keterkaitan dan hubungan antara satu rantai makanan dengan rantai makanan lainnya. Beberapa rantai makanan yang saling berhubungan disebut Jaring-jaring Makanan. Peristiwa makan dan dimakan dalam dunia kehidupan membentuk Jaring-jaring Kehidupan.
    3.   Energi dalam Ekosistem.
Setiap kegiatan atau kerja memerlukan energi. Sumber energi untuk organisme adalah energi kimia yang terdapat di dalam makanan.
Perpindahan energi berlangsung dari matahari ke tumbuhan hijau melalui proses fotosintesis. Di sini energi cahaya diubah menjadi energi kimia. Sewaktu tumbuhan hijau dimakan oleh hewan herbivora, energi kimia yang tersimpan dalam tumbuhan berpindah ke dalam tubuh herbivora hanya 10% saja, sedangkan 90% energi hilang berupa panas terbuang ke lingkungan. Demikian juga sewaktu herbivora dimakan karnivora. Jadi semakin jauh jarak transfer energi, semakin kecil aliran energinya. Oleh karena itu, aliran energi pada rantai makanan jumlahnya semakin berkurang. Pergerakan energi di dalam ekosistem hanya satu jalur, berupa aliran energi. Dengan kata lain, ekosistem bersifat boros energi.



    4.   Tingkat Tropik dan Piramida Makanan.
Telah kita ketahui bersama, bahwa rantai makanan terdiri atas produsen, konsumen tingkat I, konsumen tingkat II dan seterusnya juga disertai dengan perpindahan energi. Pada setiap perpindahan energi dari satu tingkat tropik ke tingkat tropik berikutnya selalu disertai dengan pelepaan sebagian energi berupa panas, sehingga jumlah energi pada rantai makanan untuk tingkat tropik yang semakin tinggi, jumlahnya semakin sedikit.
Dari kondisi tersebut maka terbentuklah Piramida Ekologi atau Piramida Makanan.
Salah satu jenis piramida ekologi adalah piramida jumlah yang dilukiskan dengan jumlah individu. Piramida jumlah dalam ekosistem menunjukkan bahwa produsen mempunyai jumlah yang paling besar dan konsumen tingkat I jumlahnya lebih sedikit dan jumlah paling sedikit terdapat di konsumen puncak (tingkat akhir).
    5.   Pola Interaksi.
Dalam ekosistem terdapat interaksi antara mahluk hidup dengan lingkungannya, serta antar mahluk hidip itu sendiri. Pola interaksi tersebut dapat saling menguntungkan, merugikan astu pihak, dan menguntungkan satu pihak tetapi pihak lain tidak diuntungkan maupun dirugikan.
Berikut ini pola-pola interaksi tersebut:
a.   Simbiosis.
Simbiosis adalah hubungan yang erat antara dua organisme berbeda spesies yang hidup bersama dalam satu ekosistem. Simbiosis dibedakan menjadi tiga, yaitu:
·         Simbiosis Mutualisme.
Simbiosis Mutalaisme adalah hubungan yang saling menguntungkan antara dua spesies yang hidup bersama.
Contoh, antara burung jalak dengan kerbau. Burung jalak merasa untuk karena mendapatkan makanan berupa kutu dari tubuh kerbau, sedangkan kerbau merasa untuk karena tubuhnya bersih rai kutu.
·         Simbiosis Komensalisme.
Simbiosiis Komensalisme merupakan  simbiosis yang menguntungkan satu pihak, sedangkan pihak lain tidak diuntungkan maupun dirugikan.
Contoh, bunga anggrek dengan pohon yang ditumpangi. Bunga anggrek merupakan epifit, yaitu tumbuhan hijau yang tumbuh menempel pada batang tumbuhan yang tinggi. Tujuannya adalah untuk mendapatkan cahaya matahari guna proses fotosintesis. Jadi epifit tidak mengambil makanan dari tumbuhan yang ditumpainginya.
·         Simbiosis patasitisme.
Simbiosis Parasitisme merupakan simbiosis yang menguntungkan satu pihak, sedangkan pihak lain dirugikan. Pihak yang diuntungkan tersebut disebut parasit, sedangkan pihak yang dirugikan disebut inang.
Contoh,  benalu (Loranthus sp.) dengan tanaman inang. Benalu tidak mempunyai akar yang sempurna, sehingga tidak dapat menyerap air dan unsr hara dari tanah dengan baik, sehingga dia hidup menempel pada batang tanaman inang dan akarnya masuk ke pembuluh angkut tanaman untuk menyerap air dan unsur hara dari tanaman inang tersebut sehingga merugikan tanaman inang.
b.   Kompetisi.
Kompetisi adalah interaksi yang terjadi antar organisme yang berbeda jenis yang saling bersaing (berkompetisi) untuk mendapatkan sumber makanan yang sama.
Contoh, persaingan antara singa dan macan untuk mendapatkan rusa.
c.    Predasi.
Predasi adalah interaksi yang terjadi antar organisme jika yang satu menjadi pemangsa (predator) dan yang lainnya menjadi yang dimangsa (prey).
Contoh, antara harimau dengan kijang.
d.   Netralisme.
Netralisme adalah hubungan antar mahluk hidup berbeda jenis yang saling tidak mempengaruhi, meskipun mahluk hidup tersebut berada dalam habitat yang sama.
Contoh, antara kucing dan ayam. Keduanya tidak saling mempengaruhi karena mempunyai jenis makanan yang berbeda.
e.   Antibiosis.
Merupakan interaksi antar mahluk hidup jika mahluk hidup yang satu menghambat pertumbuhan mahluk hidup yang lain.
Contoh, interaksi antara jamur Penicillium dengan jenis mikro-organisme lain, jamur Penicillium mengeluarkan antibiotik yang dapat menghambat atau mematikan mikro-organisme lain yang hidup di sekitarnya.

No comments:

Post a Comment