Konsep Partikel Materi
Materi
meliputi zat murni (zat tunggal) dan campuran. Dua atau lebih zat murni dapat
bercampur di antara satu dan lainnya membentuk suatu campuran tanpa kehilangan
masing-masing sifatnya. Dengan demikian, komponen-komponen yang terdapat dalam
suatu campuran dapat dipisahkan kembali satu sama lainnya dengan menggunakan
cara-cara fisika, seperti penyaringan, distilasi, kristalisasi, sublimasi, dan
kromatografi.
Partikel
Materi (Atom, Ion, dan Molekul)
Berbeda
dengan campuran, zat murni tidak dapat dipisahkan menjadi materi yang lebih
sederhana dengan menggunakan cara-cara fisika. Zat murni selanjutnya dapat
dikelompokkan menjadi unsur dan senyawa. Senyawa merupakan gabungan dari dua
atau lebih unsur yang terbentuk melalui reaksi kimia. Dengan demikian, hasil
gabungan tersebut merupakan zat baru.
Partikel
terkecil dari suatu benda tak dapat kita amati secara langsung dengan mata
bahkan dengan bantuan mikroskop paling canggih sekalipun. Jadi sampai saat ini,
para ahli ilmu pengetahuan alam belum ada yang mengetahuinya. Namun, mereka
telah berupaya mengembangkan beragam model dari bentuk partikel terkecil suatu
zat berdasarkan data yang mereka kumpulkan.
Setiap
zat yang berbeda mengandung komposisi partikel terkecil yang berbeda pula.
Misalnya, logam besi disusun oleh partikel-partikel terkecil yang berbeda
dengan partikel-partikel terkecil yang menyusun kalsium. Contoh lainnya, air
mengandung partikel-partikel terkecil yang berbeda dengan partikel-partikel
terkecil yang menyusun garam dapur. Begitu banyak ragam partikel-partikel
terkecil yang ada di alam sesuai dengan beragamnya zat yang ada di alam. Untuk
mempermudah mempelajarinya, para ahli telah mengelompokkan partikel-partikel
terkecil yang menyusun berbagai macam zat ke dalam tiga golongan, yaitu atom,
molekul, dan ion.
I. Atom.
A.
Atom menurut Democritus.
Keberadaan
partikel terkecil yang menyusun materi, diajukan kali pertama oleh dua orang
ahli filsafat Yunani, yaitu Leucippus dan Democritus (463-370 SM). Kedua orang
tersebut menyatakan bahwa semua materi
disusun oleh partikel-partikel yang sangat kecil sekali dan tak dapat
dibagi-bagi lagi yang disebut atom. Atom berasal dari bahasa Yunani, yakni
atomos (a berarti tidak dan tomos berarti terbagi), tidak terpotong, tidak
dapat dibagi atau tidak dapat dibelah.
B.
Teori Atom Dalton (Model Atom Bola Pejal).
Berdasarkan
berbagai fenomena yang ada, John Dalton (1766–1844) yang merupakan seorang kimia dari Inggris, pada 1808 mengajukan pemikiran tentang partikel terkecil
yang menyusun materi tersebut. Adapun intisari dari pemikiran John Dalton
mengenai atom tersebut, yaitu:
Pemikiran
dari Dalton mengenai atom di atas dikenal dengan istilah model atom Dalton yang
digambarkan model bola pejal.
- Atom adalah bagian
terkecil dari suatu unsur yang tidak dapat dibagi lagi.
- Atom tidak dapat
diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan.
- Suatu atom dari unsur yang
sama mempunyai massa, sifat, dan ukuran yang sama.
- Atom-atom dari unsur yang
berbeda mempunyai massa yang sama, sifat, dan ukuran yang berbeda.
- Atom suat zat tidak dapat
diubah menjadi atom zat lain.
- Suatu senyawa merupakan
hasil reaksi antara atom-atom unsur penyusunnya.
Model Atom Bola Pejal
C.
Teori Atom J. J. Thomson (Model Atom Roti
Kismis).
Penemuan
dan hasil eksperimen elektron oleh J. J. Thomsonpada awal abad ke-20 menyempurnakan
teori atom Dalton.
Teori
atom menurut J.J. Thomson:
- Atom berbentuk bola pejal yang bermuatan positif dan mengandung sejumlah elektron bermuatan negatif yang tersebar di seluruh zat atom.
- Jumlah muatan positif dalam atom sama dengan jumlah muatan negatif elektron sehingga secara keseluruhan muatan atom adalah netral.
- Atom berbentuk bola pejal yang bermuatan positif dan mengandung sejumlah elektron bermuatan negatif yang tersebar di seluruh zat atom.
- Jumlah muatan positif dalam atom sama dengan jumlah muatan negatif elektron sehingga secara keseluruhan muatan atom adalah netral.
Model
Atom Roti Kismis
D.
Teori Atom Rutherford (Model Atom
Rutherford).
Ernest Rutherford pada
tahun 1911 mengemukakan teorinya tentang susunan atom untuk menyempurnakan
teori atom J. J. Thomson. Untuk membuktikan teorinya di dalam laboratorium
Rutherford, Geoger, dan Marsder mengadakan suatu percobaan dengan menembakkan
partikel-partikel alpa pada suatu lempengan emas yang sangat tipis, yaitu
setebal 0,01 mm atau kira-kira setebal 200 atom. Apabila model atom Thomson itu
benar, maka partikel-partikel alpa tidak akan dihamburkan pada saat mengenai
lempengan emas.
Percobaan Rutherford
Ternyata
partikel-partikel alpa yang digunakan dalam percobaan itu tidak seluruhnya
dapat menembus lempengan emas secara lurus, tetapi beberapa di antaranya ada
yang dibelokkan, bahkan ada yang dikembalikan dengan membentuk sudut antara 90o
sampai 120o. Hal ini menunjukkan bahwa muatan positif dari atom tidak menyebar,
tetapi mengumpul pada suatu tempat dalam tiap-tiap atom, sehingga dapat
menghamburkan partikel-partikel alpa pada saat menumbuk atom-atom tersebut.
Percobaan inilah yang mendorong Rutherford pada tahun 1911 untuk menyusun model
atom yang baru.
Berdasarkan
percobaan tersebut, Rutherford membuat kesimpulan sebagai berikut:
-
Sebagian besar dari atom merupakan
permukaan kosong atau hampa
- Atom memiliki inti atom yang merupakan
pusat atom dan bermuatan positif - Elektron-elektron yang
bermuatan negatif bergerak mengelilingi inti.
Model Atom Rutherford
E.
Teori Atom Niels Bohr (Model Atom Niels
Bohr).
Niels
Bohr menyusun model atom berdasarkan model atom Rutherford dan teori kuantum. Pada
tahun 1913, Niels Bohr mengajukan suatu model atom untuk menerangkan fakta
tentang spektrum atom hidrogen.
Niels
Bohr membuat kesimpulan sebagai berikut:
- Atom terdiri dari inti atom yang bermuatan
positif dan dikelilingi oleh elektron-elektron yang bermuatan negatif.
- Elektron-elektron tersebut mengelilingi
inti atom pada lintasan-lintasan dengan tingkat-tingkat energi tertentu tanpa
memancarkan atau menyerap energi.
- Elektron-elektron dapat berpindah dari
lintasan dalam ke lintasan luar dengan menyerap energi, sebaliknya elektron
berpindah dari lintasan luar ke lintasan dalam dengan melepas energi.
- Lintasan elektron mempunyai
tingkat energi tertentu. Semakin jauh lintasan elektron dari inti, semakin
tinggi tingkat energinya.
Model
Atom Bohr
F.
Penulisan Notasi Atom.
Menurut
Dalton, atom-atom suatu unsur yang sama memiliki sifat yang sama, dan atom-atom
unsur yang berbeda memiliki sifat yang berbeda. Berdasarkan penyelidikan, hal
tersebut disebabkan adanya partikel-partikel penyusun atom, yaitu elektron,
proton dan neutron.
Proton dan neutron adalah
partikel-partikel penyusun inti atom (nukleus), sedangkan elektron adalah
partikel yang mengelilingi inti atom dalam lintasan seperti yang digambarkan
digambarkan dalam model atom Borhr.
Lambang Atom
Sebuah
atom dapat dituliskan dalam lambang tertentu. Aturan penulisan lambang sebuah
atom adalah sebagai berikut :
dimana
:
X
= Lambang unsur yang disusun oleh atom
A
= Nomor massa atom
Z
= Nomor atom
Nomor Masa Atom
Nomor
massa atom (A) menyatakan jumlah proton dan neutron di dalam inti atom,
sedangkan nomor atom (Z) menyatakan jumlah proton di dalam inti atom. Nomor
atom juga menyatakan jumlah elektron yang beredar mengelilingi inti atom. Bila
jumlah neutron dalam inti dilambangkan dengan N, maka :
A
= Z + N
Dimana
:
A
= Nomor Massa Atom = Proton + Neutron
Z
= Nomor atom = Jumlah Proton = Jumlah Elektron
Atom
memiliki sifat yang netral. Oleh karena itu, jumlah proton harus sama dengan
jumlah elektron. Dengan demikian, nomor atom menunjukkan pula jumlah elektron
yang ada dalam atom itu.
Nomor
atom = Jumlah proton dalam inti atom
=
Jumlah elektron dalam inti atom
Tentukan:
a.
aturan penulisan dari atom karbon tersebut
b.
jumlah proton
c.
jumlah elektron
d.
jumlah neutron
Jawab:
a.
Aturan penulisan dari atom karbon adalah C karena atom karbon memiliki nomor
massa (A) = 12 dan nomor atom (Z) = 6.
b.
Jumlah proton (Z) = 6.
c.
Jumlah elektron (Z) = 6.
d.
Jumlah neutron = nomor massa (A) – nomor atom (Z) = 12 – 6 = 6
Nomor
massa atom menunjukkan jumlah proton dan neutron di dalam inti atom, sedangkan
nomor atom menunjukkan jumlah elektron yang beredar mengelilingi inti atom.
Dengan
mengetahui nomor atom dan nomor suatu atom, kita dapat mengetahui jumlah
proton, elektron dan neutron-nya.
a.
Notasi Atom pada Atom Netral.
Jumlah proton = jumlah elektron = nomor atom
Nomor massa = proton + neutron
Jumlah neutron = nomor massa – jumlah proton
= nomor massa – nomor atom
b.
Notasi Atom pada Atom Bemuatan Positif
(Kation).
Jumlah proton = nomor atom
Jumlah elektron = nomor atom – jumlah muatan
Jumlah neutron = nomor massa – nomor atom
c.
Notasi Atom pada Atom Bemuatan Negatif
(Anion).
Jumlah proton = nomor atom
Jumlah elektron = nomor atom + jumlah muatan
Jumlah neutron = nomor massa – nomor atom
II. Molekul.
Molekul
adalah gabungan dua atom atau lebih, baik yang berasal dari atom yang sama atau
berbeda.
Banyak
partikel terkecil dari suatu zat di alam yang bukan atom, melainkan gabungan
dari dua atau lebih atom unsur, baik dari unsur yang sama maupun berbeda.
Molekul
terbagi menjadi dua jenis, yaitu molekul unsur dan molekul senyawa.
a. Molekul Unsur
Jika
atomnya berasal dari unsur yang sama.
b.
Molekul Senyawa
Jika suatu molekul tersusun
atas dua atau lebih atom dari unsur yangyang berbeda.
Harap
diingat:
-
Atom : bagian terkecil dari unsur.
-
Molekul
unsur : tersusun dari atom-atom
sejenis.
-
Molekul
senyawa : tersusun dari atom-atom berbeda.
a.
Cara Membaca Rumus Kimia Senyawa.
Contoh:
·
2N artinya :
2 atom nitrogen
N2 artinya : 1 molekul unsur nitrogen yang terdiri
dari 2 atom
nitrogen
·
2N2 artinya : 2 molekul unsur nitrogen yang
masing-masing
terdiri dari 2 atom nitrogen
·
2NaCl artinya : 2 molekul senyawa garam dapur (NaCl)
·
3H2O artinya : 3 molekul senyawa air (H2O)
·
4CH4 artinya : 4 molekul senyawa metana (CH4)
b.
Cara Menghitung Jumlah Atom dalam Senyawa
Contoh:
·
Dalam 2H2SO4,
terdapat 4 atom, 2 atom S, dan 8 atom O.
·
Dalam 3Na2CO3,
terdapat 6 atom Na, 3 atom C, dan 9 atom O.
·
Dalam 2Ba(OH)2, terdapat 2 atom
Ba, 4 atom O, dan 4 atom H.
III. Ion.
Ion
adalah suatu atom atau kumpulan atom yang bermuatan listrik.
Ion
terbagi atas dua jenis, yaitu anion dan kation.
1.
Anion
Anion disebut juga ion
bermuatan negatif. Anion terbentuk jika suatu atom nonlogam menangkap elektron.
Contoh:
·
Bila atom bromin menangkap sebuah elektron,
akan terbentuk ion bromida.
Br + 1e- --> Br‑
·
Bila atom sulfur menangkap dua buah
elektron, akan terbentuk ion sulfida.
S + 2e- --> S2-
2.
Kation.
Kation disebut juga ion
bermuatan positif. Kation terbentuk jika suatu atom logam atau kelompok atom
melepas elektron.
Contoh:
· Bila atom kalium melepas satu elektron, akan
terbentuk ion kalium bermuatan 1 positif.
K --> K+
+ e-
· Bila atom barium melepas dua elektron, akan
terbentuk ion barium bermuatan 2 positif.
Ba -->
Ba2+ + 2e-
· Bila atom alumunium melepas tiga elektron,
akan terbentuk ion alumunium bermuatan 3 positif.
Al --> Al3+
+ 3e-
No comments:
Post a Comment